Jika kelak kuminta engkau naik dalam perahu besar demi menuntaskan suatu misi dan mimpi, kuharap engkau mau.
Hari ini, perahu besar itu lagi berproses dibuat oleh tangan-tangan kita. Besarnya perahu ditentukan oleh semangat kita.
Luasnya lautan, besarnya gelombang juga menentukan perkiraan segala navigasi yang diperlukan untuk kekuatan perahu dan daya jelajah perahu kita.
Hari ini bersiap-siaplah. Sampai nanti kutandai, maka naiklah. Jadilah kita nanti bak perahu Nuh. Berlayar menyusuri hari, menyusuri laut kehidupan dimana orang-orangku sepasukan manusia akan memulai kehidupan baru. Itu kita.
Cerita Nuh, jika ditarik kekinian sesungguhnya adalah gambaran sekumpulan manusia yang ingin berlayar dengan kebaruan pikirannya dan berusaha mencari tempat berlabuh untuk misi besar kehidupan “meneruskan kehidupan demi kehidupan ”.
Kepadamu, aku tak ingin kehilangan ketika perahu besar berlayar tanpa dirimu...
Ku ingin samudra termangu, menimang laju perahu kita. Tanpa derak tanpa gemuruh yang memecah telinga kecuali arti dari langkah-langkah penuh misi dan mimpi ini. Mimpi kita....
Untuk generasi indonesia yang berharap bangkit. Tetaplah fokus pada pembelaan dan pembebasan. Keadilan tidak datang dengan sendirinya tapi ia harus diperjuangkan...
Perjuanganmu di ladang mu kelak akan berubah menjadi perjuangan semesta ketika simpul-simpul telah kita satukan. Saat itu, tak akan ada yang mampu menahan laju perahu besar kita.
Ingat, perjuanganmu di ladangmu, adalah kesimpulan terakhir di hari akhir perjuangan kita. Berhasil engkau menumbuh suburkan semangat di ladangmu, adalah tanda keberhasilan perjuangan di ladang luas Indonesia.
Berjuangan berhadapan dengan rezim yang represif di ladangmu, hadapi dengan tabah dan sikap yang merendah. Itu lebih baik dalam situasi penguasa galau, gambaran mereka yang kehilangan arah.
Sadari perahu besar kita belum sempurna jadi hingga bisa berlayar membawamu dan melepasmu dari belenggu keresahan serta kelaraan jiwa. Berusahalah menggapai keadilan, berusahalah meski harus menjalani hal sulit tertatih-tatih.
Tuhan, terlalu cinta aku pada negeri ini. Pun terlalu sayang kita pada semua anak bangsa yang hidup di negeri ini.
Jagakan negeriku..tapi biarkanlah semua berusaha demi semua merasa mendapat keadilan.
Jangan lelah terus berjuang untuk pembelaan dan keadilan