Ucap prof. Mahfud MD, "tak mungkin satu pihak (rezim jokowi) disebut sebagai kepitalis sekaligus komunis".
Hal itu diungkapkan mahfud dalam debat di twiter dengan Hiidayat nur wahid. Penulis ttidak bermaksud membela salah satunya.
Namun ingin sedikit urun bicara menyoal ucapan prof mahfud.
Menurut penulis, suatu rezim bisa saja menjadi kapitalis sekligus komunis.
Dua hal penting yang ada dalam sistem komunis yaitu ide atau gagasan masyarakat sama rata sama rasa dan sistem pemerintahan, kepartaian atau birokrasi yang sentralistis atau terpusat.
Nah, ide atau gagasan masyarkat sama rata dan sama rasa mungkin mendekati gagal karena kalah oleh kenyataan masyarakat kapitalis.
Namun soal sistem pemerintahan, birokrasi atau kepartaian komunis china yang centraliit masih sangat mungkin akan menjadi hal yang akan direalisasikan oleh rezim jokowi.
Indikasi ke arah itu, ada. Misal, undang-undang omnibuslaw, kalau tidak salah, bersifat terpusat dimana keputusan bisa diambil secara sepihak oleh presiden sebagai pemegang keputusan tertinggi di undang-undang itu.
Di sisi lain, peran partai-partai yang tergabung dalm koalisi jelas mulai tidak tampak. Dan banyak lagi indiksi-indikasi lainnya.
China, dengan sistem centralisnya memang memudahkan untuk suatu keputusan. Ini mungjkin menjadi obsesi jokowi dengan para pemikir-pemikir di sekelilingnya.
Untuk hal ini mereka akan melakukan upaya-upaya terencana. Bisa saja seorang mahfud sudah diprogram sebagai bagian dari rencana itu tanpa dirinya sendiri sadari.
Mahfud diletakkan sebagai corong yang tugasnya menggebug kalangan tertentu.
Indonesia, sudah kita sepakati dengan sistem demokrasi ini sesungguhnya tidak sulit pula untuk mngambil keputuaan jika konsolidasi demokrasi kita kelak sudah mapan.
Terlepas dari itu semua, yang mestinya dipikirkan oleh seluruh anak bangsa ini, tentang ideologi kita yang sesungguhnya belum mapan.
Ditengah keyakinan kita memiliki ideologi, sesungguhnya bangsa ini belum memiliki ideologi. Kita masih terombang ambing.
Menyoal hal ini, penulis ingin menantang atau tepatnya merangsang kepada jokowi dengan para pemikirnya untuk lebih memikirkan perihal ideologi yang lebih substantib itu ketimbang membawa bangsa ini ke arah kedekatan dengan komunis.
Ingat, trauma sejarah. Perlawanan tidak akan pernah padam!!!
Salam