RUU HIP itu, sekali lagi, terlepas dari soal isyu ateis dan komunisnya, yang menjadi ganjalan bagi orang sepertiku adalah, terlalu dangkal jika memaknai ideologi itu hanya sekedar trisila atau eka sila dengan gotong royongnya.
Pemikiran soekarno itu bagus. Sayangnya ia sudah lalu. Ia relefan pada masa itu dan tak akan begitu membawa arti di masa kini.
Pemikiran soekarno tentang gotong royong dengan semangat sosialis di zamannya itu telah kehilangan ruh dan kalah oleh sistem kapitalis kekinian dengan masyarakat yang telah individualis dan terdeferensiasi begitu luas.
Semangat sosialis yang dalam sejarah ke soekarnoan dekat dengan komunis itu justru akan pula membuat bangsa ini mengalami turbulensi yang parah.
Sejarah kelam penghianatan komunis atas negeri ini sangat mendalam tertanam dan itu menjadi trauma sejarah yang sulit dihilangkan.
Memaksakan RUU HIP dengan materi atau konsep atau acuan dan haluan yang demikian, sama dengan memutar jam waktu kembali ke belakang.
Dan itu juga sama dengan kaum radikal yang ingin islam kembali kepada masa-masa awal keislaman atau masa-masa suci kenabian.
Masa kini sudah berubah. Pikiran bangsa ini harus diarahkan pada budaya dengan adabtasinya pada peradaban serta tantangan ke kinian dengan acuan masa depan.
Lalu bagaimana dengan ideologi kita ditengah pergumulan dan kotroversinya yang seolah tak kunjung usai disisi lain infiltrasi ideologi luar yang gencar, apakah bisa menghadapinya?
Nah pada kontek inilah mestinya DPR berpikir keras. Kita maklum, RUU HIP adalah upaya DPR untuk hal dimaksud.
Tapi upaya yang berbau politis ini, di sisi lain pemikiran itu dangkal, jadi tidak akan membuat arti dan malah berakibat pada turbulensi yang besar.
Kedangkalan yang layak ditertawakan karena seperti ucapan gus dur, pikiran oknum-oknum dengan suara yang paling kencang-kencang itu kok kayak anak TK.
Lantas seperti apa pikiran yang benar? Jika tidak menemukan, maka pikiran yang benar adalah kini membatalkan RUU itu untuk dibahas.
Karena membahasnya saja tentu mungkin makan anggaran besar. Mending sekarang mikir ngurus rakyat yang lagi berjibaku melawan corona.
Nanti, semoga tuhan sayang akan bangsa dan anak-anak negeri ini, tuhan tunjukkan jalannya.
Salam hormat untuk DPR.
Salam perjuangan dan cinta selalu untuk rakyat dan seluruh aktivis pergerakan