Tapi sah dan tak mengapa. Dari jauh hari, yang ingin silahkan muncul. Kita senang melihat tunas-tunas, calon-calon pemimpin bermunculan dan tumbuh.
Dalam pandangan penulis, di masa depan kita butuh pemimpin yang berpikiran besar, punya pandangan besar. Maka setiap yang ingin menjadi pemimpin, yang muncul dengan maksud kontestasi 2024, hendaknya menyertakan suatu pemikiran. Suatu gagasan. Bahwa negeri ini akan dibawa kemana, rakyat negeri ini kelak nasibnya akan seperti apa.
Muncullah dengan gagah dengan membawa pemikiran, yang jika bisa itu pemikiran yang dapat dibilang besar. Sebab negeri ini memang besar. Dan itu pikiran serta pandangannya sendiri. Bukan dari nyatut sana, nyatut sini dari meja diskusi para aktivis.
Kita tak boleh mengulang memiliki pemimpin yang akhirnya diatur oleh orang luar yang hidup di sekitarnya.
Akhirnya, kita pernah dengan sangat terpaksa menerapkan sistem outsorching, maksa membuat undang-undang omnibuslaw dlsbg.
Itu semua cermin pemimpin lemah dalam hal berpikir dan dengan pikirannya bagaimana memikat hati para penanam investasi.
Akhirrnya kita mengemis dan menjual diri, mengorbankan hidup rakyat dan buruh, rela didekte demi investmen, dan bukan investmen yang dengan riang berhasrat berinvestasi.
Pembelaan kepada rakyat akan terlihat dari seorang calon pemimpin sejati jika benar ia ingin dan pantas menjadi pemimpin disebut sejati.
Belalah rakyat, maka rakyat, kita semua akan berada di bawah komandonya.
Kita butuh pemimpin yang berpikiran besar karena akan ada tugas serta misi besar yang dalam pandangan penulis, hal ini diperlukan untuk abad serta zaman ini.
Zaman menuju sebuah masa depan, setelah manusia kini terpuruk dalam moralitas rusak dan rapuh.
Ya, pemimpin masa depan, harus seseorang yang bisa membenahi kerusakan dan kerapuhan tersebut.
Itulah yang menjadi sebab penulis berkata tentang misi dan visi besar itu.
Ayo, siapa lagi yang mencalonkan diri dan dimunculkan oleh hasil survai? Rakyat dan kita semua kan melihatnya sebagai anugerah jika ada harapan rakyat dengan segala kemanusiaannya akan terbela.
Penguasa dengan para kaki tangannaya, hendaknya tak ada yang menghalangi kemunculan calon pemimpin dari mana dan seperti apapun asalnya.
Sebaliknya, penguasa, jika berpikir ingin menyelamatkan segala kebijakan-kebijakan yang hari ini sudah diretasnya hendaklah memunculkan calon pemimpinnya yang juga pantas untuk disebut pemimpin masa depan bangsa. Bahkan Jokowi pun masih mungkin naik lagi jika alasan untuk itu ia miliki.
Akhirnya, demokrasi akan menjadi hal yang menyenangkan bagi rakyat oleh sebab kepada pemimpin baru rakyat bisa berharap.
Salam semangat perubahan untuk indonesia kita yang lebih baik.