Dia seorang aktivis, anak biologis Bung Karno yang baik yang konsisten menunjukkan kebedaan dengan penguasa saat penguasa memang ada dalam jalan keliru.
Dia, setahu penulis bukan anak Soekarno yang amat berlindung di balik nama besar sang ayah.
Ia, seorang yang mandiri, besar bukan karena menggantungkan namanya di bawah kebesaran sang proklamator.
Walau ia tetaplah seorang anak yang amat mencintai sang ayah. Dan nama sang ayah tak mungkin ia tampik ketika terlekat di belakanaga namanya.
Ini seorang aktivis, seorang tokoh yang patut ditiru bagi berbilang generasi negeri ini. Tanpa sengaja, kematian sang ibu Rahma telah mencipta generasi dengan pola pikir yang dikenai picu kesadaran kedirian yang kukuh.
Kukuh atas kebanggaan diri sendiri. Diri yang memang harus diisi dan terkendali oleh kemampuan sendiri. bukan oleh besarnya silsilah keturuan, bukan oleh jabatan atau kedudukan.
Namun oleh diri, yang memang memilki kemampuan, kecerdasan serta kepantasan
Ibu Rahma, lalu kenapa ia hanya menjadi seorang tokoh sebatas wakil dari sebuah partai? Tidak seperti saudaranya? Di sinilah. Orang cenderung melihat itu sebagai kelemahan atau bahkan kekerdillan.
Padahal, itulah kebesaran seorang tokoh. Sekali lagi, ia bukan sosok yang ingin hidup dari bayang-bayang silsilah yang pada akhirnya ketika silsilah itu tidak mampu ia pikul sebagai sesuatu yang sesungguhnya sangat besar, maka ia hanya akan menghancurkan dan mengkerdilkan nama dan silsilah itu. Ia, sesungguhnya telah membesarkan nama silsilah ke Soekarnoan itu.
Cintanya pada sang ayah, tak lanatas membuatnya memanfaatkan nama sang ayah untuk sekedar mampu tegak berdiri di hadapan rakyaata negeri ini.
Sayang, dia harus cepat pergi. Bila tidak, sebenarnya tinggal menunggu waktu, sebagai tokoh ia akan jadi bagian yang menyokong perubahan besar Indonesia. Artinya, dia salah satu orang besarnya.
Selamat jalan IBU RAHMAWATI, semoga allah menempatkanmu dalam golongan pemakmur syurga.
..........
Ini musim virus. Virus sudah banayak membuat orang-orang terkasih, orang-orang berarti bagi kita berpulang ke hadirat Tuhan.
Maka kepada para aktivis, RAKYAT MEMINTA, dari aktivis mahasiswa, aktivis buruh, tani, nelayan dan berbagai element pergerakan dimanapun berada, untuk bergerak ambil peran mengedukasi lingkungan dan orang-orang terdekat agar mematuhi aturan, tidak meremehkan keadaan demi terhindar dari virus sehingga terputusnya penyebaran virus.
Seburuk--buruk suatu negeri masih lebih baik ketika masih ada pemimpinnya.
Mari kita lepaskan dulu segala perbedaan. Meski terlalu banyak perbedaan kita dengan pemimpin yang berkuasa.
Hari ini mari kita bergandengan tangan dengan para pemimpin baik pusat, daerah bahkan sampai pemimpin di tempat-tempat terpencil...
Ini waktu Indonesia membutuhkan kebersamaan .
Salam.