Omnibuslaw Atau Undang-undang Cilaka, Cermin Rezim dan Pemimpin Yang...

 Dunia ini sedang mengalami ketimpangan ekonomi, moralitas yang rapuh, kerusakan lingkungan dengan segala ekosistemnya...dst, dst...

Ideologi Kapitalis walau disatu sisi berhasil membangun peradaban dengan berbagai kemajuan, tapi di sisi lain, manusia sesungguhnya sedang menggali kuburnya sendiri.

Lima puluh atau seratus tahun kemudian mungkin umat manusia akan menghadapi bencana lebih besar ketimbang corona.

Ketimpangan dan kemiskinan sebagian besar manusia di lain sisi eksploitasi berlebihan dari kaum kapitalis atas segala sumber daya dunia, merupakan fariabel-fariable yang membentuk simpul indikasi kehancuran masa depan itu.

Ideologi yang benar dengan segala pemikiran dan landasan yang benar serta suatu aplikasi sistem pengejawantahannya, sesuungguhnya bisa menjawab dan menangkal kehancuran masa depan itu.

Pemimpin indonesia mestinya bisa membawa dunia ke arah itu. Kampanye besar bangsa ini tentang dunia baru dengan harapan baru, mestinya harus dilakukan sebagai bentuk tanggung jwab bangsa ini terhadap dunia.

Tapi seorang jokowi, apakah terpikir dan mampu bergerak kearah itu? Sementara soal omnibuslaw saja yang sudah jelas menyengsarakan rakyat ia tak peduli dan mungkin ia tak tahu mesti berbuat apa.

Ini bukan soal mengecilkan sang pemimpin tapi melecut kepada siapapun pemimpin dan yang ingin terkatagori disebut sebagai pemimpin.

Harus ada pemimpin besar dengan pikran serta misi dan visi yang besar di bangsa ini. Pemimpin besar harus bisa membuat dunia runduk dan ikut dengan pola yang kita punya.

Dan itu hanya mungkin jika dilandasi ideologi dan pemikiran yang benar dan besar pula. Dengan ideologi dan karakter besar diri yang kuat, pemimpin bangsa ini tak harus mengorbankan rakyatnya sendiri dalam setiap ada krisis.

Omnibuslaw yang tak lain hanya mengikuti kemauan luar, adalah bentuk kelemahan pemimpin dengan ideologinya. 

Ya, jokowi dengan segenap rezim dan kaki tangannya lemah secara ideologi dan pemikiran. Akibatnya rakyat jadi korban.

Omnibuslaw, adalah tanda masuknya rakyat dan terutama buruh kita ke dalam ruang dikorbankan itu.

Megawati yang menandatangani berlakunya system kerja kontrak dulu, sebenarnya sudah cukuplah membuat kaum buruh sengsara. 

Kini jokowi menyambung langkah koleganya megawati dengan system omnibuslaw, system kontrak makin menuju puncak penyengsaraannya.

Penyengsaraan yang penulis maksud adalah system kontrak yang makin parah yang berubah menjadi system kerja dalam hitungan hari atau yang disebut system harian. 

Lalu berubah lagi ke system kerja yang lebih menjajah yaitu system upah yang dihitung bererdasarkan jam kerja.

Dengan system seperti ini, kaum buruh hampir merasa ada dalam kerja paksa meski perasaan itu tak terungkap ke permukaan. Ya, mereka terpaksa bekerja jika ingin makan. 

Kerja yang tidak meningkatkan harkat dan derajad mereka sebagai manusia. Karena nilai dan harga diri mereka semakin tak dihargai.

Malangnya kaum buruh kita. Dengan sistem seperti ini, kelak tidak akan ada lagi buruh yang berstatus karyawan tetap dimana segala jaminan dan fasilitas perusahaan diberikan.

Maka, Selamat berjuang wahai kaum pembebas yang adalah kalian para buruh, para ulama, para mahasiswa, serta rakyat semesta. 

Kaum pembebas, kalian yang sadar akan jiwa kepembelaan atas tanah, air, jiwa dan raga indonesia kita.

Ayook bebaskan negeri kita!!!


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak