Dari dulu hati penulis sudah menduga-duga bahwa pejabat yang naik dengan banyak memanfaatkan isyu-isyu agar terlihat hebat, seperti juga pendahulu-pedahulunya, itu otaknya kosong.
Kita ingat sekali dengan orang ini, keterkenalan dia karena keseringan marah kepada bawahannya, karena sang bawahan mungkin merasa kelewat takut atas atasannya yang tampak seperti temperamental begitu jadi banyaak salah atas aturan yang dicanangkan atasannya.
Tampaknya cara marah demikian yang mendapat nilai pujian pada awalnya, mungkin membuat ia hilang control sehingga ucapannya pun kerap ngawur.
Ketenggangrasaannya jadi agak kurang. Entah apa yang terjadi dengan kejiwaannya.
Marah dan lalu ucapannya kerap tidak mencerminkan etika yang seharusnya dimilki seorang pejabat. Jika anak-anak kekinian menyebutnya eror. Ya, Tri Risma Harini ini, mulutnya suka eror.
Risma pantasnya jadi tukang masak atau tukang bungkusi nasi seperti kerja yang ia tunjukan di televisi, atau jadi ibu rumah tangga yang kalau ngomel ya cuma ngomelin anak, suami dan para kerabatnya saja.
Jangan dan ga pantas jadi pejabat tinggi bahkan jadi lurah pun tidak pantas.
Sebab lambenya ga dituntun oleh kecerdasan otak. Isi kepalanya nol besar. INI KEMARAHAN RAKYAT!!
Ucapan anda yang rasis yang tidak mencerminkan adab pejabat sebuah bangsa besar dimana para pejabatnya rela sujud menghormati dan menghargai apapun bentuk warna rupa serta budaya seluruh anak bangsa, adalah kecelakaan besar bagi seluruh kesatuan dan rasa persaudaraan rakyat negeri ini.
Entah kalimat apa lagi untuk menggambarkan rasa kecewa dan terluka atas ungkapan pejabat sekelas mentri seperti anda.
Seandainya anda mundurpun tidak menghapus luka hati anak bangsa ini atas ucapan anda.
Tidak usah dijelaskan apa ucapan itu, karena mengulang ucapan itu sama dengan menyakiti telinga dan hati kami seluruh anak negeri.
Maka sebaiknya seorang risma mundur demi menunjukkan penyesalan. Atau ada bentuk hukuman lain n pantas untuknya.
Atau cela ini akan menjadi cela pula bagi seorang jokowi. Hingga rakyat pantas menjadikan jokowi sebagai rezim yang tidak pantas memimpin bangsa besar ini.
Salam pembebasan
Salam