Tokoh Tertentu Selalu Pencitraan. Pandemi Buat Kampanye. Indikasi Minim Gagasan Dan Etika

 Pemimpin/ pejabat pusat maupun pemimpin/ pejabat daerah tak usah banyak MBACOT!!! Kerja-kerja ajaaaah..!!! Angka penularan turun dikit saja, sudah koar-koar seolah paling berhasil. Pemimpin pusat dan daerah tidak usah ada yang merasa paling berhasil dan hebat. Politik citra dan umbar omong terus!!! RAKYAT JIJIK TAU!!! 

Yang kerja dan berjuang itu bukan anda hai pejabat!! Yang kerja itu para dokter perawat dan rakyat yang saling membahu. Anda pejabat itu cuma cuap-cuap sajaaa..di belakang meja. Coba itu tangani satu pasien saja, mampukah??!! Sedikit sedikit nampang di tv—sedikit-sedikit nampang di tv, konfrens soal itu dan ini...LAMA-LAMA JIJIK LIATNYA. Sebab dalam waktu yang sama, para dokter dan perawat beserta krou berjibaku menghadang maut.

Ya, memalukan, jika ada pemimpin yang memanfaatkan penanganan pandemi ini menjadi ajang kampanye. Tak beretika memanfaatkan derita rakyat dan indikasi pemimpin tak punya gagasan. Ini malah menimbulkan antipati terhadap penanganan pandemi.

Bayangkan, misal, ada menteri yang membuat serimoni hanya agar kerjanya dan caranya terekspos media, atau ada kepala daerah yang dengan bahasa penuh makna penonjolan diri berkata bahwa covid di wilyahnya duluan menurun karena prestasi tes dan vaksin yang melampaui batas standar nasional, dlsb, dlsb...

Ini kepala daerah kerjanya bagus sih, tapi terlalu banyak cakap promosi diri, kesusu mungkin pengin naik lagi. Sabar napa, pak. masih jauh 2024. trus kerja untuk rakyat, kalau rakyat bahagia, yakinlah rakyat di belakang anda.

Sadarlah juga, rakyat melek dan melototi kerja anda. Maka sebaiknya kerja-kerja saja!!! Ga usah koar-koar lebih berhasil. Karena semua tahu, wilayah anda itu salah satu yang parah pandeminya. Dengan demikian menjadi prioritas penanganan dari dana hingga tes dan ketersediaan vaksin. 

Jadi kalau wilayah anda menurun atau sudah melandai, tidak usah berkoar seakan paling berhasil menangani covid yang di mata awam saja sudah terlihat sebagai kampanye diri.

Kalau ingin berkampanye, carilah ide atau gagasan/ pemikiran yang lain. Jangan soal pandemi ini. Menangani pandemi ini adalah kebijakan nasional, kerja bersama seluruh komponen anak bangsa dimana pemimpin dan sistem saling berkait. Adakah gagasan lain di kepela anda? Misal soal iklim, soal perdamaian, soal ekonomi kesejahteraan dlsb..

Sekali lagi, kerja kerja sajalah. Bagaimana memastikan kelengkapan dan ketersediaan rumah sakit, kesiapan pemakaman, ketersediaan alat keselamatan nakes, soal gaji, dlsb. Janganlah memanfaatkan isyu covid untuk kampanye diri, karena tak beretika mencerminkan sebagai nol besar dan memalukan. 

Dengan tulisan ini, rakyat Indonesia berharap agar siapapun tidak menjadikan segala kerja penanganan pandemi ini menjadi ladang lomba dan nyolong kampanye. Justru jika seorang pemimpin yang telah disediakan segala alat serta dana berlebih namun tak berhasil menangani pandemi, akan menjadi catatan kelam dan berakibat fatal bagi sang pemimpin sendiri.

Kita berharap akan lahir para pemimpin bergagasan baik, tidak karena rekayasa apalagi yang mmanfaatlan sikondisi. Jika kita masih tertipu oleh pemimpin-pemimpin seperti itu, kita tak pernah bisa merasakan perubahan berarti. Semoga jiwa para pmimpin kita memiliki pikiran yang sama tentang itu.

Salam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak