Usaha penyelamatan lingkungan. Sisi-sisi humanis seorang aktivis



Duh wajahku pagi ini, keliatan serem ga sih? Kaya lagi marah gitu. Tapi jika diamati, apa lagi senyum tuh?

Kata beberapa orang, wajahku ini tipe yang mudah dibaca. Bila hati kesal atau tidak senang, maka wajahku ini langsung bisa menunjukkan rasa tidak senang itu.

Tidak tahulah, benar begitu apa tidak. Yang jelas aku ini selalu jujur, alias tidak mau menyembunyikan kekesalan kalau memang lagi kesal.

Tapi jika hati lagi merasa senang dan sayang, ya...jujur pula akan aku ungkapkan rasa sayang itu.

Maka yang menjadi teman akrabku, terutama teman cewek, apalagi kekasih hehe...jangan kaget bila suatu waktu aku tiba-tiba kasih ciuman di pipimu. Itu tanda aku lagi bahagia. Bahagia yang ga bisa ku bendung  dan lalu kuekspresikan dengan ciuman di pipimu.

Ya, aku ga bisa menyembunyikan rasa hati. Sebab itu akan kelihatan di wajahku. Terutama saat aku marah. Mataku akan melotot. Haha...pasti ga bisa disembunyikan laaah...namanya juga lagi marah. Pasti semua orang juga tahu. hehe, ini canda yaa...

Bila ada yang bilang aku pemarah, boleh-boleh saja, tidak mengapa. Mungkin karena orang yang berurusan denganku memang salah dan pantas sedikit kena marah. Walau marah bagiku bukan berarti benci atau ga suka.

Marah adalah salah satu mekanisme agar diri terbebas dari penyiksaan diri akibat memendam amarah itu. Aku, kalau memendam amarah atau sejenis kesal lainnya, berakibat banyak pikiran  dan akhirnya kondisiku lemah, sakit jatohnya.

Ya, walau banyak yang nduga-nduga tentang segala kemungkinan sifat buruk dari pemilk wajah sepertiku, ga masalah, yang penting hatiku sesungguhnya sangat lembuuut...(ga ada yang muji, makanya muji sendiri) hehehe..😃😃

Teringat pengalamanku dalam gawe kemanusiaan protes limbah di sungai kampungku.

Satu ketika aku undang para pejabat lingkungan hidup provinsi dan kabupaten ke rumah untuk kutunjukkan bukti limbah dan keluhan warga. 

Alhamdulillah ni pejabat pada nurut. Tp sayangnya pada acara keluhan warga, mereka salah jawab/ salah memberi keterangan yang menyulut emosiku.

Aku pun marah. Habislah mereka aku semprot.

Pada petemuan berikutnya, seorang pejabat provinsi seblum acara mulai minta aku ga marah-marah lagi. Aku tersenyum.

Lalu ia menyampaikan salam dari seorang pejabat tertentu, permohonan maafnya tidak bisa hadir (dia yang tak hadir itu pejabat perempuan, pejabat atas di kabupaten), katanya takut jika dipertemuan kali ini ada marah dan dimarahi lagi. 

Dan ketika istirahat, obrolan berlanjut dengan wajah penuh senyum ceria..”tempo hari marah-marah, padahal mas tom itu hatinya baik dan lembut yaa”. Ucap seorang pejabat provinsi, “hahahaha....”tawa kita semua.

Salam hormat untuk pejabat terkait. Semoga limbah-limbah dimanapun berada di tanah bumi kita kian berkurang karena baiknya kerjasama dan pengawasan 

Salam


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak