Makin Punah. Penangkapan burung-burung liar marak terjadi di seluruh negeri. Dampaknya....

 


Burung di ranting, kesendirian yang indah.. tapi kesendirian yang menjadi pertanda cinta yang kan punah...

Maka cintailah diriku jika tak mau kehilangan aku...

Kalaimat terakhir di atas tentu saja bermakna dan tertuju kepada manusia, terutama manusia dengan cintanya yang hampir punah.

Dengan segala cara mestinya ada usaha untuk memperbaiki hubungan cinta itu, usaha dari keduanya. Maksudnya memperbaiki hubungan yang hampir punah itu.

Nah, tentang manusia saja harus ada perbaikan. Bagaimana dengan alam? Terutama kepada satwa yang juga hampir punah?

Ayok kita cintai satwa kita

Lebih indah ia berada di alam liar, menjadi pesona bagi seluruh mata.

Sampai hari ini, penangkapan burung-burung liar marak terjadi di seluruh negeri. Berbagai cara orang menangkapnya.

Hanya untuk sekedar memiliki dan memenjarakannya di sangkar.

Di lain sisi ada pula yang menjadikannya sebagai ajang di adu dan bahkan untuk kesenangan berburu. 

Bila pagi datang, suara burung-burung kembang dan aneka burung lainnya dari ranting dahan dan pepohonan kini sudah semakin hilang.

Ya, hilang, tidak terdengar lagi bermacam-macam  suara burung seperti dulu ketika aku masih kecil. 

Dulu, di setiap ranting pohon disekitar rumah masih banyak burung-burung dari mulai perenjak, kutilang hingga burung kembang. 

Kini ketika bangun pagi, bila menengok keluar jendela yang ada sepi. Ada kicau burung terdengar dari jauh. Itupun burung yang tak sama sekali merdu. 

Burung yang tak diburu. Burung yang malah memekakkan telinga bila bersuara. Dia burung dengkek, jika di kampung sini menyebutnya.

Nyanyian alam yang hilang. Bumi yang sunyi. Sementara manusia egois tertawa terbahak-bahak. Tawa yang menggantikan merdu tekukur atau podang yang bersuara laantang.

Burung yang satu demi satu di mata kita mulai menghilang. Padahal, satu rantai makanan berhubungan dengan rantai makanan lainnya. 

Dan pada akhirnya akan berujung pada keberadaan makhluk bernama manusia.

Jika satu makhluk punah, maka dua, dan tiga makhluk lainnya sedang berproses punah.

Di suatu tempat petani merana karena padi di sawahnya habis oleh hama ulat jati.

Padahal jika burung-burung liar masih banyak, awal dari ulat itu tak akan pernah jadi.

Dan begitulah proses kepunahan demi kepunahan terjadi.

Maka, jangan hilang rasa mengasihi kita pada alam dan kealamian semesta.

Salam bahagia


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak