Kala itu....dan semangatku, semangat kita. Sebelum adek-adek mahasiswa mengisi kuesioner untuk suatu penelitian dan rencana buku, brifing dulu.
Sebelum korona datang menerjang. Beruntung kita tetap hidup untuk melanjutkan langkah dan tujuan hidup.
Seluruh aktivis pergerakan hendaknya bijak terutama terhadap diri. Semangat pembelaan itu perlu hidup sepanjang waktu.
Tak ada yang kan mampu menghalangi langkah kita, niat kita untuk terus melakukan pembelaan kepada rakyat. Karena itulah jiwa aktivis. Jiwa kita yang pantang menyerah sebelum sampai di tujuan cita-cita.
Jiwa para pembela. Adalah jiwa yang setiap melangkah memberi arti bagi cinta dan cita-cita. Rakyat, sebagai titik cinta, dank arena cinta maka hiduplah terus cita-cita di dada.
Jiwa para pembela. Yang berani berjuang dari titik awal hingga tapal batas terakhir meski penuh rintangan dan cobaan. Apa yang bisa kuberi padamu duhai rakyat dan negeriku?
Andai ini jiwaku berarti, ambillah. Aku sudah sedekahkan segalanya demi pembelaan kepada negeri. Demi masa depan yang bahagia bagi rakyat semesta.
Namun dalam kondisi kini, jangan menyakiti diri sendiri. Ini, situasi sulit kita untuk bergerak. Bukan takut mati demi yang kita cinta. Tapi perhitungan dalam perjuangan.
Pada saatnya nanti, kita rakyat dan indonesia ini butuh engkau sehat walafiat untuk menuntaskan reformasi yang dicuri, reformasi yang stag bahkn reformasi yang hampir mati ini.
Simpan seluruh tenaga dan pikiranmu untuk digunakan pada saat tiba di titik penentu nanti. Titik setelah usai masa pandemic.
Kini, badai belum berlalu, saat jari kita menghitung, mendekap menyelamatkan satu demi satu nyawa rakyat
Kini, bukan waktu kita memukul mukul lalu menghempaskan nafas tanda marah.
Kepada segenap aktivis pergerakan dimanapun berada, semua ada waktunya......
Negeri ini punyamu duhai mahasiswa, duhai rakyat indonesia...apa inginmu tentang indonesia kita dimasa depan?
Tak ada yang tak mungkin, kan kita terjang segala rintang, bersama dan dengan bahu membahu, kita wujudkan itu!!!!
Tapi kini aku masih di daerah. Covid masih menjadi kendala untuk ku segera sampai di ibu kota.
Kelak jika aku telah sampai di sana, insyaallah aku dan kita akan kembali bersama...
Salam