Prof. Mahfud MD: "Negara akan runtuh jika keadilan tidak tegak". Padahal dia yang harusnya menegakkan keadilan. Miris...

 

Ketika menjadi pejabat/ pemimpin formal bukan waktunya lagi berlaku mengeluh/ berkicau beretorika apa lagi membawa-bawa dan menjual murah ayat suci untuk tujuan pembenaran perilakunya.

Duhai para pejabat ( misalnya seperti prof mahfud), Jangan katakan negara akan runtuh jika keadilan tidak tegak. Sementara dirimu adalah yang harus mengakkan keadilan itu!!! Jangan katakan negara akan runtuh jika para pejabatnya belum berupaya untuk menegakkan keadilan. 

Memangku jabatan adalah saat bertindak melakukan upaya-upaya mensejahterakan rakyat dan atau menegakkan keadilan.

Pejabad, sudah diberi senjata kewenangan, tidak dilihat sekedar ada niat untuk menegakkan keadilan. 

Yang dilihat adalah tindakan dan upaya serta hasil kerja nyata. Kalau ukuran kerja pejabad adalah niat dan sekedar ada upaya, wah, ini mah kegagalan yang coba dicarikan pembenaran.

Jika bicara pejabat sudah pembenaran melulu, ini indikasi bahwa sang pejabat, dengan rezimnya hampir sudah. Atau memeng  rezim sudah mentok tak ad ide atau gagasan harus berbuat apa.

Kepada para calon pempin, Rakyat negeri ini butuh pemimpin yang berani beda pandang dalam mengambil serta menerapkan hukum dan keadilan.

Tunjukkan kebedaan itu dengan tindakan bukan sekedar ungkpan atau keluhan apalagi sibuk dengan pembenaran atas suatu kegagalan. 

Tegakkan hukum dari tanganmu walau resikonya berseberangan bahkan mungkin dengan atasanmu, maka rakyat akan menilai, engkau pemimpin yang didambakan rakyat. Hingga pantas mendapatkan kepercayaan berikutnya dari rakyat.

Tapi jika di masa kau menjabat kau hanya banyak menghimbau dan berkoar serta mengeluh dalam sulit, jadilah rakyat biasa seprti kami saja.

Pun jangan bodohi rakyat bahwa seolah menegakkan hukum atau mensejahterakan rakyat itu susah. Dan jangan coba membalikkan perkataan dengan seloroh, bahwa jika kalian bisa, silahkan jadi pejabat yang ngurus rakyat.

Nanti jika rakyat benar-benar mau menggantikannya, malah ketakutan kursi dan jabatannya hilang diambil orang.

Jadi pejabat itu bukan lagi saatnya berjanji-janji melainkan aksi dan eksekusi, berbuat mengimplementasikan semua program untuk keadilan dan kesejahteraan rakyat.

Semuanya, bagi rakyat tinggal kemauan. Jika kemauan itu ada, maka menegakkan keadilan dan mensejahterakan rakyat itu akan berjalan. Wong segala senjata untuk bertindak itu sudah ada dan lengkap dimilki pejabat, kok.

Salam


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak