Kalau negara tidak mau jadi ribut, ya itu yang mau pulang tidak usah diribut-ributkan. Biar saja pulang. Terus ketika sudah ada di dalam negeri, mau apa saja dia, kasihlah kesempatan. Asal jangan bikin keributan.
Sekalian kita kasih kesempatan dia berceramah, apa isi kepalanya tentang ideologi dan tatanan masa depan. Mau memimpin revolusikah? Revolusi yang seperti apa? Dengar-dengar revolusi akhlak?
Haha..kata-kata akhlakul karimah itu, seinget penulis, dia begitu digandrungi pejabat dan tokoh-tokoh semenjak dalam rangka penelitian ideologi dan pembuatan buku dulu, penulis lalu masuk dalam suatu organisaai kemahsiswaan sekitar th 2006-2008 an.
Waktu itu untuk mengisi brosur syarat anggota, penulis mencantumkan kata-kata akhlakul karimah. Kenapa penulis mencantumkan kata-kata itu sehingga ditandai sebagai tujuan?
Saat itu penulis pikir karena memang akhlak kita sebagai bangsa, di tengah gamang ideologi, lagi merosot.
Selanjutnya, sang jokowi pun di awal kuasanya sibuk membawa-bawa kata itu, yang dikait-kaitkannya dengan revolusi mental, saat bicara di depan simpatisan partai PKB, kalau tidak salah saat melakukan musyawarah.
Lalu tak lupa seorang erik tokhir pun kalau tidak salah pernah juga gandrung dengan kata-kata itu.
Hari ini, sesungguhnya penulis menunggu siapa saja petinggi yang bisa menrjemahkan kata-kata tersebut dalm suatu tingkah laku dan apa lagi menjadi ilham bagi suatu revolusi, itu bagus sekali. Kita tak perlu takut.
Dan malah kita ingin menantangnya, ideologi apa yang akan dibawa jika kata-kata akhlakul karimah itu hendak dijadikan nama suatu gerakan revolusi.
Harapan penulis, janganlah hanya menyebut-nyebut nama dan kata, hanya untuk mendapatkan predikat seakan-akan wah, padahal itu harus dibuktikan dengan penjabaran. Revolusi mental itu apa jadinya kini? Sekarang, Revolusi akhlak?
Kita tak hendak menghadang, silahkan jelaskan apa itu revolusi akhlak, jika rasional, ideologis dn sifatnya aplikatip, ia akan berjalan karena ia lalu menjadi kebutuhan bagi kebaikan masyaràkat di semua lapisan.
Maka negara tidakak harus menghalangi. Siapapun yang akan pulang. Dihalang-halangi malah bikin heboh dan ditunggangi. Padahal biasa....
Heboh, itu kini bisa dibuat. Padahal apa sih yang dihebohkan?
Ada lagi soal cinta dihebohkan..padahal cintanya orng seprti apa? Ratu? Raja? Pejuang?Atau kisah cintanya seseorang yang ruar biasa..yang pantas dihebohkan kemana-mana haha...
Demikian, salam