Megawati persilahkan diganti asal pdip langgeng, menurut penulis yang berusaha berpikir jernih, itu adalah ungkapan seseorang yamg bukan gila kedudukan. Meskipun politisi kerap identik dengan maksud itu, tapi ini lebih karena ia tidak ingin sepeninggalnya partai itu hancur.
Ini pikiran yang normal( tidak gila, dalam artian sebagi mana perilaku politisi yang kerap dsengan segala cara mempertahankan/merebut kedudukan) dan mega pantas di sebut bertanggung jawab.
Orang kerap mengidentikan politisi sebagai makhluk yang gila kedudukan. Apalagi anaknya pun ditempatkan di posisi sebagai mahkota penggantinya. Dalam pikiran penulis ini adalah hal yang wajar. Coba bayangkan, siapa yang rela organisaasi besarnya hancur sepninggalnya.
Dan orang-orang yang menganggap cara itu mengangkangi demokrasi, itu menurut penulis justru adalah pikiran yang tidak berpikir. Sebab demokrasi, sejauh ia membuka keran kesempatan, pertimbangan besarnya juga adalah kebesaran organosasi. Jadi kesempatan bagi semua kader bukan berarti memberi ruang bagi kehancuran. Ini menjaga kelanggengan.
Pun begitu bagi partai-partai lain yang mungkin keluarga atau anak ada yang menjadi penerus dari kepemimpinan sang ayah, demokrat misalnya, menurut penulis jika ada, kenapa kader demokrat alergi atas kepemimpinan keterusan pemikiran/ keturunan SBY, jika cara itu akan menunjang kebesaran demokrat.
Ini hendaknya memacu semua kader untuk punya gagasan besar demi kebesaran partai dan bangsa. Regenerasi adalah proses. Jika hendak lahir generasi/pemimpin baru, maka hendaklah membawa pemikiran baru yang laku di pasar demokrasi. Bukan dengan otot dan akal-akallan merebut kursi pimpinan apalaagi merebut kursi partai orang..
Kembali pada soal Megawati. Tidak salah ibu, jika ibu mega terus memimpin. Pun tak salah jika diteruskan oleh puan jika puan memang mampu. Hanya saja, ke depan, tentang ideologi, dan karena ideologilalah partai dan bangsa ini kuat, galilah lagi pemikiran bung karno dalam hal ideologi.
Satu masa oleh soekarno bangsa ini utuh. Tapi beda zaman beda tantangan. Dalam pikir penulis, ada hal yang belum digali dan disempurnakan oleh soekarno. Kita khawtirkan pada zaman berikutnya bangsa ini terombang ambing dan rapuh oleh karena .generasinya tak berusahan mencari hal yang menyempurnakan keutuhan itu.
Kita dengar saudara muldoko bicara soal ideologi. Daripada jadi fitnah, coba kita ingin lihat apa pemikirannya barangkli benar bisa menyelamatkan bangsa dan negara.
Salam persatuan anak bangsa!!