Trending

Kepada Polisi kita...

 


Beeehhh...ada yang tahu ini polisi dari daerah mana, namanya siapa yaa? Liat bobonya tuh...pengen nyelimuti. Pasti dia capek banget. Tempel dikit idungku dengan pipinya pasti dia ga tahu, hahaha...

Manis betul ya polisinya. Tak terbayang kalau polwan kita manis begini semua. Lebih tak terbayangkan lagi jika semua polisi adalah perempuan cantik seperti ini semua. Jadi ga ada polisi laki-laki, haha...ada-ada saja.

Ya, itu ada-ada saja memang. Tapi melihat kenyataan yang suka jadi bajingan terhadap rakyat, meres rakyat, nilang tanpa alasan di jalanan adalah kebanyakan polisi lanang, yang mungkin polisi laki-laki perlu banyak di dirumahkan.

Ungkapan di atas memang sepertinya tidak mungkin. Dan kita tidak pula hendak memilah-milah perilaku berdasarkan gender atau jenis kelamin.

Namun, ya...kalimat di atas memang hanyalah cermin kejengkelan kita terhadap banyaknya perilaku bangsat polisi terhadap rakyat. Setidaknya ini mewakili perasaan jengkel dari kebanyaakaan hati rakyat.

Maka, baek baek di tempat kerja ya para polisi.... Jangan korupsi, jangan cari-cari alasan buat nilang, cari nafkah buat anak dan keluarga dari yang halal-halal ajaaaahhh...

Bayangkan jika anda menafkahi anak istri dari cara meras dan korupsi seperti itu, di mana rasa cinta anda pada anak istri dan orang tua?

Andai uang hasil korupsi atau memeras rakyat yang tidak bersalah itu pun tidak anda berikan kepada keluarga atau orang tua, melainkan anda makan sendiri, misal untuk beli rokok atau makan siang di luaran bersama teman-teman seprofesi korupsi lainnya, ya, sama saja uang itu anda telah berikan kepada anak istri dan orang tua anda.

Sebab uang anda yang lain yang anda pikir tidak dari korupsi, tidak berkurang untuk anda pakai makan-makan bersama teman sekholega korupsi.

Jadi hukum dan kepastian jejak perilaku itu tak akan bisa di cuci atau terganti dengan sesuatu yang seolah suci. Jika jalanmu culas, jahat, korup penuh tipu dan itu keji, tetaplah ia keji.

Ia akan menjadi darahmu, ia akan sampai kepada darah anak istrimu, kepada darah orang tuamu sebagai darah kotor penuh jejak dosa serta kejahatan perilakumu.

Pun atas perilaku polisi terhadap para mahasiswa. Mestinya, janganlah  maen gebug-gebug senaknya kepada adek-adek mahaisswa itu.

Anda itu siapa? Adek-adek mahasiswa itu siapa? Yang anda bela siapa? Anda itu abdi rakyat digaji oleh rakyat. Sementara mahasiswa itu adalah rakyatnya.

Adek-adek mahasiwa itu pejuang yang berpikir, berindak berperilaku untuk kepentingan rakyat, juga kepentingan bangsa dan negara. Artinya adalah untuk kepentingan anda juga. Jadi kenapa anda kasar kepada mereka?

Yang anda bela itu, siapa, pemimpin anda? Dia pemimpin yang belum tentu benar di jalannya.

Ketika rakyat dan para mahsiswa berunjuk rasa menyampaikan risalah, itu artinya ada tindak-tanduk dari pemimpin penguasa yang tidak berkenan di hati rakyat yang itu artinya ada yang salaah pada pemimpin kita.

Jadi janganlah kelewat membabi buta dalam membela sang penguasa atau sang pemimpin yang belum tentu kebenaran pijaknya.

Jalan terbaik, anda netral. Jika berada dalam suatu demonstrasi besar, maka pendirian anda, hanya sebagai pihak kemanan yang mengamankan serta mengawal demonstrasi itu sampai tuntas tidak terjadi pelanggaran, tidak ada yang memprofokasi sehingga terjadi benturan sesama demonstrasi.

Dan kepada polisi, yang terpenting, sadar yok, sekali lagi  jangan membabi buta belain penguasa yang ga baik.

Bila pemimpin ada di jalan yang ga bener, minimal para polisi untuk kesekian kali kita harap, netral aja. Itu sudah merupakan pembelaan bagi mahasiswa dan rakyat semesta.

Kembali sama polisi cantik, salam hangat dan moga para polisi/ tentara perempuan kita makin tambah cantik jiwanya...aamiinn...

Salam


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak