Demokrasi pancasila ala rezim

Bikin ngakak, huahaha...Inilah Demokrasi PANCASILA ala suatu rezim yang tak punya basik pemikiran ideologi.

Langkahnya pun ngambang, gamang, galau dan ujungnya, lihat sistem liberalis yang mengakar sementara mulut berkoar mengagungkan pancasila dengan keadilan dan persatuan. 

Anak buah dan kaki tanganpun akhirnya punya perilku liar, seliar kehidupan rimba. Maka demokrasi kita dapat dikatakan demokrasi ala hukum rimba.

Semua seakan punya hak benar dengan caranya. Siapa kuasa, dia menang dan sah menginjak menindas.

Moral hanya pemanis bibir, hanya label suci. Sementara substansi di hati mereka terkekeh, ingkar.

Untuk itu rakyat yang faham pun pantas ngakak terkekeh huahahaha..

Kita tertawa atas rezim yang tak punya basik pemikiran ideologi ini. Ideologinya masih sama dengan rezim diktator terdahulu.. Hanya saja alat yang digunakan untuk menggebug lawan beragam. Dari mulai tindakan represif keamanan, para politisi petualang, hingga para buzzer!!!!!!

Represifnya aparat keamanan, jelas itu membungkam.  Perilaku politisi petualangan, membuat mati partai-partai.

Dan para buzzer, agak beda. Disamping membungkam dengan cara halus, ini untuk menggambarkan ada kesan demokrasi yang tumbuh meski akhirnya demokrasi dan para pengkritik itu mati oleh terpaan ucapan kaum tak terpelajar.

Pada titik tertentu, cara rezim ini memaknai demokrasi pancasila oke lah mereka memenangkan pertarungan meski dengan kekasarannya.

Namun sesungguhnya mereka sedang menunjukkan sisi kelemahan mereka sendiri dalam berdemokrasi yang substansi.

Ingatlah bahwa dalam berdemokrasi itu harus ada gagasan yang dibawa, gagasan yang bisa dijual ke public.

Sementara mereka, dengan mulut besar para buzzer yang tak terpelajar yang asal nyeplos bicara itu adalah cermin betapa tiadanya gagasan baik oleh pemimpin mereka dan apa lagi oleh para buzzer mereka.

Nol, ya nol besar. Itulah mereka. Sebab bila memilki landasan dan pola pikir yang benar, maka cara bicara mereka akan terarah dan benar.

Cara bicara mereka, jika pemimpin mereka memilki identitas pemikiran yang memadai, maka tidak akan seperti itu. mereka para buzzer itu adalah cermin kekosongan sang pemimpin.

Dan rakyat, ketika melihat demokrasi mati, oposisi yang terwakili oleh para pengkritik juga mati, akhirnya tidak mau tidak bebas menanggapi, bebas berucap kepada sang pemimpin mereka yang tertinggi.

“Eh tole, lihat anak buahmu!!!!! Apakah engkau akan membiarkan akhirnya rakyat mencatat, morat marit republik ini karena ulah anak buah dan juga tak lain karena kegoblogan dirimu??? Ya dirimulah yang bertanggung jawab.

Jika rezim punya arah basik pemikiran, akan melihat bahwa demokrasi adalah jalan maka ia akan memelihara jalan itu.

Dia tidak akan merusak yang lain, artinya tidak membuat mati para oposisi, karena dia percaya diri dengan visi dan misi mereka sendiri.

Lain hal dengan yang tidak memiliki basik pemikiran, akan mengebiri dan bahkan membunuh lawan dengan tanpa etik dan moral....

Demokrasi kita terancam saudaraku duhai para aktivis...tak ada kata lain, lawan!!

Salam Perjuangan!!

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak