Jika kita negara demokrasi, demokrasi ini harus tumbuh. Demokrasi tidak hanya ditandai adanya pemilu. Tapi keterusannya, cek and balance harus hidup. Itu dilandasi kesadaran dan ruang percaya diri yang utuh. Maksudnya?
Penguasa dengan pemimpinnya, harus merasa yakin bahwa ia punya jalan, punya tujuan, punya visi misi dan dengan itu ia percaya diri, tidak takut digulingkan asal ia tidak melakukan hal yang fatal.
Namun di balik itu ia juga harus sadar bahwa ia harus punya system pengawasan yang akan secara tidak langsung membimbing langkahnya dalam menyelesaikan segala misi dan visi kepemimpinannya.
Atas dasar kesadaran-kesadaran di atas, seorang pemimpin yang memang percaya diri bahwa ia punya visi dan misi, mestinya tak perlu membungkus dirinya dengan berbagai tameng dan berlipat kekuatan, sampai semua partai harus bergabung di bawah ketiaknya.
Ini bukan demokrasi namanya, tapi ketakutan. Demokrasi itu tidak ada dalam ketakutan tapi ada dalam suatu wadah diskursus yang mencerdaskan, membangun dan menyehatkan.
Jika sebuah kekuasaan sudah ada dalam suasana ketakutan, maka efeknya adalah semua akan ada dalam ketakutan. Oposisi dan rakyat pun akan mengalami ketakutan yang pada akhirnya demokrasi mati oleh karena negara masuk dalam system otoriterianisme.
Dengan kesadaran atas hal-hal di atas, maka penguasa harus melihat itu semua sebagai jalan terang yang dalam terang itu kita tak harus lagi ada dalam ketakutan. Demokrasi memang harus hidup dalam sebuah negara yang bersepakat berdemokrasi.
Para tokoh, orang-orang partai, mestinya pun berani berseberangan dengan pemerintah jika kebijakannya menyusahkan rakyat.
Dengan kondisi sekarang, lalu kita bertanya ada apa, kenapa DPR yang walau kita tahu sebagian besar dikuasai partai-partai pendukung pemerintah, kok tega menyakiti hati rakyat? Takut pada jokowi kah?
Atau karena hal lain, takut jika jokowi tumbang lalu akan naik kelompok dan orang lain yang malah akan melibas mereka?
Mestinya mereka bijak dan jembar hati. Jika kalian tulus membela rakyat, tak akan sia-sia. Tak akan ada orang atau kaum opurtunis yang kan mengambil keuntungan dari usahamu.
Kita kaum aktivis yang coba belajar jadi negarawan, bahkan rela tak akan turun gunung untuk berebut suara di pemilu, rela tak jadi apa-apa, jika negeri ini beres dan bahagia di tangan kalaian.
Maka kepada orang-orang partai, para anggota dewan, mana suara pembelaanmu kepada rakyat? Jika jokowi bersalah, kenapa tak berani mengancam untuk menurunkan, misalnya??!! Lalu cari pemimpin diantaramu yang mungkin mampu dan lebih memadai untuk bagsa ini.
Suara pembelaanmu hari ini pada kebenaran akan diingat oleh rakyat. Namun jika suara pembelaan itu dilakukan nanti saat menjelang pemilu, sudah percumah. Rakyat sudah tak percaya dengan drama politikmu!!
Dan engkau sungguh-sungguh akan dilibas oleh perubahan....yakinlah dan camkan itu!!
Hal serupa pada jokowi. Agar juga berlomba berbuat yang terbaik untuk rakyat. Jika langkahmu dirasa enak bagia rakyat, rakyat kan membelamu.
Namun jika kian dirasa menyengsarakan rakyat, itu artinya engkaulah yang menabur angin itu....
Salam perjuangan dan perubahan yang tak pernah padam!!!