Dari Pemimpin Dungu Kini, Pemimpin Berpulang, Hingga Pemimpin Masa Depan Nanti

 

 

 BJ Habibie, sebagai mantan presiden yang berpulang paling terakhir ke hadirat Tuhan setelah secara urut dari Soekarno, Soeharto dan Gus Dur. Semoga selalu sehat bahagia dan panjang umur untuk mantan-mantan presiden yang masih kita punya, Bapak SBY dan Ibu Megawati.  Bj habibie adalah salah satu putra terbaik bangsa ini. 

Kita semua sudah tahu, banyak hal baik yang ia tinggalkan seselesainya ia menjabat sebagai presiden republik ini hingga akhirnya menutup mata. Banyak hal yang ia buat dalam singkat masa kepemimpinannya. 

Semoga ia mendapat tempat terlayak di sisi tuhan karena pengabdiannya.

Lalu bagaimana dengan pemimpin kita yang sedang berkuasa kini? Semoga dalam priode ke duanya ini, pemimpin kita makin cerdas, rasa hatinya makin dalam bisa memahami dan merasakan denyut nadi derita rakyat. 

Bahwa kita kini sesungguhnya memasuki zona krisis. Bahwa rakyat banyak yang keleleran dalam duka kemiskinan. Bahwa harga-harga sudah sangat tinggi di pasaran dan sebagai seorang pemimpin yang harus cerdas sosial harus mampu menunjukkan pembelaan kepada rakyat dengan tidak menaikan berbagai harga dan tarif. 

Bahwa rakyat bukan butuh jalan tol dan istana dan segera pindah ke ibu kota baru, yang hanya akan jadi komplek menara gading tak terjangkau oleh rakyat jelata. Rakyat butuh disejahtrakan.

Tunjukkan kecerdasanmu sebagai seorang pemimpin, bagaimana hutang terlunasi dan bukan malah menambah hutang yang sudah ribuan trilyun jumlahnya. 

Jika pun engkau tak mampu menunjukkan kecerdasan dalam pidato yang berapi-api, cukuplah keberpihakanmu. Kapan engkau pernah terlihat berdebat, atau tak usah berdebatlah..bila itu kan menambah kerut keningmu. 

Berkata-katalah di depan  lawan dalam rangka membela kepentingan rakyat. Bisakah? Karena kita belum pernah saksikan hal itu.

Janganlah engkau mengabaikan rakyatmu hanya untuk mengejar proyek-proyek mercusuarmu. 

Jika engkau abai, maka jangan salahkan dan jangan marah jika rakyat menganggap bahwa pemimpin negeri ini sesungguhnya memang benar-benar tolo alias dungu.

Jika rakyat menganggap pemimpinnya dungu, dan jika pemimpin marah karena hal itu, silahkan, jangan tangkap rakyat yang lain, jika berani tangkaplah orang-orang sepertiku!! Orang-orang yang selalu ceriwis kepadamu.

Aku suarakan hal ini karena kita masih sayang pada pemimpin dan rakyat negri ini. Maka  dengarkan suara rakyat ini. Agar kelak engkau bisa mengatakan ada hal terbaik yang telah engkau tinggalkan untuk sebuah masa depan.

Sementara pemimpin masa depan, melihat hari ini sudah nampak berebut, ngeri—apakah dan siapakah di masa depan itu yang mampu. Persoalan hari ini tidak ada yang dibereskan oleh pemimpin kini. 

Malah pemimpin kini menumpuk persoalan, dari mulai hutang yang kian bertambah beribu trilyun hingga ke masalah sosial, ekonomi politik dan budaya yang kebenderangannya tak jelas arah. 

Pemimpin kini belum nampak meletakkan pondasi serta legesi yang baik untuk diwariskan bagi generasi masa depan nanti. Yang tampak kini pemimpin dan rezim sibuk memelaratkan kehidupan rakyat dengan dalih pembangunan serta hutang untuk pembangunan. 

Sampai hari ini lihat di berita-berita para ahli berbicara, hutang negara bukan lagi untuk produktivitas melainkan untuk makan. Itu semua generasi masa depanlah yang harus membayarnya.

Nah, pemimpin nanti...sungguh dibutuhkan seseorang beraura dewa untuk menyelesaikan semua tumpukan masalah. Kita memang tidak boleh pesimis dalam memandang dan melangkah ke masa depan. 

Namun masa depan bukanlah hal yang bisa dibuat oleh bahan-bahan yang ada di masa depan. Sebuah masa depan tidak terlepas dari bagaimana hari ini kita membuat dan menyusun bahan. Jika hari ini bahan dan susunan itu rapuh, maka generasi berikutnya tidak akan pernah memiliki kebahagaan masa depan.

Maka pantas dan sangat pantas bila anak-anak muda generasi kini, berani bersuara, berani menuntut kepada pemimpin kini agar tidak main-main dalam mengelola negeri ini. Jika hanya akan membentangkan masalah bagi masa depan kami maka berhentilah, berhentilah..!! 

Singga sana itu bukan lumbung tempat bagimu mencari makan lalu berduyun-duyun kolega dan golonganmu se oligarkian, menanam, mencengkram untuk terus mencari dan mendapat makan dan kemudian kembali mencengkram. 

Tidak, sudahi hal itu!! Singgasana itu untuk membuat rakyat jelata nan papa di lorong-lorong kumuh agar bisa mengecap hari indah dan bahagia dalam kurun waktu hidupnya.

Salam semangat perubahan yang tak kunjung padam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak