Biarlah oposisi hanya kami para aktivis dan rakyat serta mahasiswa yang tak pernah pamrih.
Melihat fenomena semua partai politik dan berbagai tokoh tampak begitu berhasrat menjadi bagian dari pemrintah, hati kita dan kebanyakan rakyat sesungguhnya tertawa-tawa.
Bukan maksud menertawakan. Tapi sulit melukiskannya, jadi pengen ketawa. Lebih-lebih bila ingat ungkapan yang terdengar, "agar ada yang ngontrol pemerntah, perlu adanya oposisi" semntara maksud ucapan itu sudah jelas, kamu yang oposisi, aku di ketek jokowi. Hihi..menjjikkan sekliiii.
Meski itu sesuatu yang lumrah. Namanya saja semut dan gila, eh maksudnya gula.
Namun terlpas dari itu, memang ada baiknya jokowi menerima semua partai dari berbagai golongan dengan tokoh-tokohnya untuk menjadi satu kesatuan koalisi di bawah keteknya.
Karena negeri ini memang membutuhkan kekuatan besar untuk mencapai tujuannya. Meski pemikiran semacam itu sesungguhnya berangkat dari otak kerdil yang tak tahu kekuatan sebenarnya itu dimana.
Jiwa kerdil, otak kerdil atau bahkan ke enolan, atau kekosongan, cenderung ingin dirinya dilengkapi dengan isi atau kepenuhan sehingga dalam kecenderungan perilaku politik adalah menarik sebanyak-banyaknya dukungan, sebanyak-banyaknya pagar pelindung agar kekosongannya berisi dan aman.
Jadi sikap rezim yang ingin semua partai ada di ketek kekuasaan itu adalah cermin kekosongan, ke enolan, alias ketidak ada an—bisa ketiadaaan konsep atau ketiadaan sesuatu yang besar untuk Indonesia yang butuh hal besar. Tapi sekli lagi semua itu lumrah-lumrah saja..sebab banyak alasannya. Apa lagi alasan dari sisi si manusia yang begitu bernafsu ingin ada di ketek itu.
Semua ada di bawah ketek Jokowi, silahkan! Jika pemikirannya bahwa bangsa ini butuh kekuatan penuh atau kekuatan besar. Tidak salah jika sosok seperti prabowo akhirnya disertakan dalam kabinet jokowi. Barangkali pasar memang membutuhkan sosok seperti prabowo lalu responnya pun posotip pula.
Pun tokoh-tokoh lain semisal rizal ramli, gatot nurmantio, Amin Rais, yeni wahid, hingga AHY, dlsb, jika ingin bergabung ada di bawah ketek Jokowi, rakyat akan menatapnya dri kejauhan seraya hati berujar, monggoo....
Sekali lagi, jika dalam pandangan presiden bangsa ini perlu kekuatan penuh, maka akomodirlh semua tokoh dan kelompok manapun demi kemajuan dan pembangunan bangsa.
Tapi dengan catatan, bahwa kekuatan penuh dari semua komponen bangsa itu digunakan atau diberdayakan untuk sebesar-besarnya usaha merealisasikan harapan rakyat tentang kemakmurkan.
Jika tidak, rakyat dan mahasiswa, kami yang sudah rela berdarah-darah di luar, di jalanan ini tidak akan henti mendobrakmu! Yakinlah seyakin-yakinnya bahwa jika kebijaknmu tak memihak pada rakyat, engkau akan terseok-seok bahkan runtuh.
Camkan itu!!!!
Salam perjuangan penuh cinta tuk para mahasiswa dan rakyat semesta