Kita jadi melihat sesuatu yang tampak janggal ketika orang-orang pemerintahan, maksudnya kaki tangan pemerintahan tiba-tiba mengkritik pemerintah dalam hal ini mereka mengeritik para mentrinya Jokowi.
Ada apa? Dagelan apa ini? Kita semakin mahfum akhirnya ketika menyambungkan suatu keadaan di mana pazel-pazel yang merupakan latar bel;akang dari kelahiran kritik itu dirunut disambungkan.
Kita yang faham, sangat tahu maksud dan tujuannnya. Apalagi itu kalau bukan mencari kambing berwana hitam.
Mencari-cari salah para menteri yang lagi tugas di luar negeri itu menurut penulis adalah LEBAY. Tidak substansial dalam kontek permasalahan kekinian.
Lah, bayangkan sorang mentri yang lagi di luar negeri dan itu dalam rangka menyelesaikan pekerjaannya, kok malah tiba-tiba dikritik sebagai mentri yang tidak empati pada masalah yang di hadapi di dalam negeri. Terkecuali sang mentri di sana terlihat sedang pesta-pesta.
Para pentolan pembela istana itu ari-cari panggung dan bahan untuk dihitamkan. Mestinya, dalam kondisi kini tak perlu banyak bicara dan menyalahkan kecuali usul/ gagasan yang bisa dikaji untuk menjadi solusi.
Apa lagi yang keras ngomong adalah kaki tangan alias pendukung rezim sendiri. Pengen jadi vokal, sekalian jadi vokalis band aja biar enak didengar lagunya, hahaha...
Rakyat tidak akan kehilangan rasa simpatinya kepada siapapun termasuk kepada rezim yang berusaha mengatasi pandemi hanya karena mentri-mentrinya ada di luar negeri dalam rangka tugas..
Tapi masalah utamanya, cara rezim yang tidak menyentuh apa yang diperrlukan oleh rakyat. Negara tidak berusaha menjadi teman dan saudara di sisi rakyatnya.
Coba bayangkan, rakyat butuh segera vaksin tapi mana vaksinnya? Malah ada indikasi dibuat bisnis. Lalu, rakyat butuh makan dalam kondisi terjepit pandemi, tapi mana, manaaaaaa....!!!!
Teruslah berusaha duhai jokowi dari pada tidak ada usaha sama sekali. Sampai akhirnya nanti pandemi ini berakhir walau negara terlambat berbuat, walau negara tak begitu hadir di sisi rakyatnya.
Karena rakyat berusaha mencari selamat sendiri-sendiri. Kekecewaan rakyat sesungguhnya ketika mereka tidak ditemani oleh teman yang tulus saat sedang berjuang menyelamatkan diri.
Maka, demi mengurangi kecewa itu, temanilah mereka dengan ketulusan hati tanpa pamrih.
Salam