Ya, hidup adalah perjuangan.
Tanpa perjuangan tak kan nikmat hidup kita rasakan.
Hidup juga pelayaran....
Kalimat di atas untuk menggambarkan memang hidup itulah adanya. Setidaknya itu hidupku.
Hidup yang mungkin sama dialami oleh para aktivis yang dalam keseharian terus bergelut dengan perjuangan.
Bahkan sambil duduk diam pun pikiran ini bergerak, memikirkan banyak hal.
Ya, dimanapun kita meletakkan diri ini, hakekatnya adalah perjuangan.
Apalagi jika berkenaan dengan kenyataan kehidupan para aktivis di jalanan, para pejuang rupiah, para pejuang dolar, para pekerja kasar, para pekerja di lorong-lorong pengap di bawah tanah dlsb. Hidup memang perjuangan.
Maka, terhadap seorang kekasih atau terhadap seorang teman yang kita harap menyertai kita dalam setiap langkah perjuangan hidup, pantas kita katakan :
Jika engkau takut ombak, takut sengsara dalam pelayaran bersamaku, berhenti berlayar, pulanglah ke pelabuhan...cari dan berlayarlah dengan yang kan membuatmu senang.
Itu bentuk ketegasan agar yang kan bersama kita, yang kan menyertai kita dalam langkah, tidak menjadi beban dalam perjalan kehidupan ini.
Sebab hidup kita sendiri dengan perjalanan ini, sudah berat dengan yang kita pikul. Setidaknya bagi yang memilki cita-cita idealis seperti kita-kita.
Maka agar berkurang beban, agar langkah kita bisa sewaktu-waktu bisa kita buat berlari, beri ketegasan. Lalu, campakkan lah ia jika memang pantas untuk dicampakkan.
Aku butuh teman berlayar yang kan membantu berhasilnya pelayaran dan tujuan hidupku.
Cinta, aku mencari kesejatian agar indah sejarah melayari samudra dunia.
Dan jika engkau ragu, berhenti berpura-pura cinta hanya untuk agenda diri sendiri.
Jangan habiskan waktuku tuk cintamu yang semu. Aku terlalu baik untuk engkau manfaatkan dengan perlakukan begitu.
Pulang atau pergilah. Tinggalkan dan jangan kembali kepadaku. Aku sudah terbiasa dengan kesendirian. Aku bahagia kehilangan....
Kepada siapapun di sana yang insyallah mungkin jadi kekasih, itulah diriku. Aku tidak butuh yang kan memperlama langkahku.
Jika kau memperlama, sama artinya kamu bajingan di kehidupanku. Bila itu dirimu, kelak kan ada karma untuk orang yang seperti itu kepadaku! Dan akun merasakan kamu yang seperti itu atau bukan, camkan!!
Maka jika memang engkau niat bersungguh dalam cinta ini, dekat dan dekatlah kepadaku jangan ada ragu dan takut barangkali kugigit atau takut dimakan seperti roti bakar.
Juga jangan ada sekedar mengulur jalan dan membuat liku. Namun satu hal, aku pun hanya ingin ini kita jalani dengan tidak membuat insan lain cemburu.
Kan ada banyak kepentingan jahat yang kan menggoda menghasut inginkan kegagalanku. Aku juga bukan tipe pamer bahagia.
Pamer itu, biarlah kelak ketika pelayaran bersamamu akhirnya sampai di pulau mahligai.
Hanya saja, jika engkau menerka-nerka dan merencaanakan sesuatu secara sendiri saja, maka enyahlah...
Ini proses namun membutuhkan kesungguhan cinta. Lihat dan fahami maksudku.
Takdir itu kuasa tuhan. Jalani, tapi aku butuh yang bersungguh.
Salam