Suatu saat, cinta sejatilah yang akan menyelamatkan umat manusia. Itu bukan sekedar adagium atau retorika pemanis yang tak bermakna. Percayakah kalian pada hal itu?
Kita harus percaya. Sebab kalaimat itu baik. Mengarah pada hal baik. Dengan kita percaya atau yakin saja, insyaallah akan membuat hidup kita terarah ke pada hal yang baik
Suatu teori mengatakan, mengidentikan diri pada suatu maksud, maka diri akan menjadi yang dimaksud.
Jadi tidak salah jika kita percaya, yang sama artinya dengan mengidentikan diri pada hal baik. Pun tidak akan ada ruginya.
Dan pada dasarnya, dari seluruh pengajaran, apapun pengajaraan yang ada di dunia, terutama yang berkaitan dengan moralitas, adalah proses pengidentikan atau sosialisasi diri.
Ya, apapun nama dan bentuk ajaran, bahkan agama, hakekatnya adalah proses mengidentikan diri atau sosialisasi diri akan hal-hal baik. Dan kemudian, jadilah diri manusia itu baik.
Sementara cinta, bahkan agama hakekatnya hanyalah sekedar alat atau wadah dimana cinta di dalamnya. Dan di dalam cinta ada ruh kemanusiaan.
Cinta yang kita maksud di sini bukan sekedar cinta berlandaskan hubungan laki dan perempuan.
Namun lebih jauh rasa kasih manusia terhadap manusia lainnya di mana rasa kemanusiaan , rasa kita ketika melihat manusia adalah manefistasi kedirian kita yang butuh rasa kasih dan oleh karena itu kita akan mengasihi, mengasihani dan menyayangi.
Itulah rasa cinta dalam balutan kemanusiaan sejati.
Dalam suatu literasi bijak, di mana rasa bijak itu tertera pada ayat-ayat tuhan yang tersebar sebagai tanda-tanda alam dan rasa serta pengalaman yang diri kita rasakan, suatu nurbuah, cahaya kenabian yang artinya juga cahaya dari sisi-sisi kebajikan dari kenabian, memancarlah makna bahwa untuk memahami syurga bahkan neraka, fahamilah cinta.
Itu tidak sekedar kita memahami cinta dari kecemburuan dan rasa suka. Tapi lebih dalam, lebih dalam lagi, hinggak ke paling dasar, dimana rasa mengasihi, menyayangi dan mengasihani bergumul jadi satu.
Maka kepada seluruh adek mahasiswa, para aktivis pergerakan, jangan berpaling pada yang lain kecuali rakyatlah cintamu.
Ini kekuatan kita. Rakyat, rakyat, dan sekali lagi rakyat dan untuk rakyatlah tujuan perjuanganmu, tujuan perjuangan kita semesta.
Perjalanan dan langkah kita jika tanpa restu rakyat akan lemah. Lalu di mana symbol rakyat itu berada?
Di mana rakyat terdekat yang bisa kita jura, kita mohon doanya saat sebelum kita hendak melangkahkan kaki menuju suatu medan juang pembelaan?
Pamitlah pada ibu di rumah sebelum berangkat dalam perjuangan. Cium tangannya. Agar kasih dan sayangnya menjalar.
Tunjukkan kepatuhan dan betapa akan patuhnya kita pada harapannya agar kita selamat dalam perjalan perjuanagn.
Mohon doanya agar kita berhasil membebaskan negeri dari cengkram kuku ketidakadilan.
Doa para ibu kita adalah doa terdalam hati rakyat indonesia.
Percayalah, tak ada yang kan bisa membendung kekuatan cinta, cinta mahasiswa pada rakyat, cinta rakyat pada orang-orang yang peduli pada kehidupannya, cinta kita satu kesatuan rakyat semesta.
Salam perjuangan tak pernah padam💚💛💗