"Anak-Anak Cincin Api". Sisi-sisi fiksi ilmiah di balik ramalan.....

 


Sisi-sisi fiksi ilmiah di balik ramalan akan lahirnya peradaban baru dari Indonesia.

Siapa anak-anak cincin api itu? Itu adalah kita yang hidup di sepanjang bentangan kepulauan nusantara yang di bawah tanahnya bergolak magma dalam lipatan lempeng yang membara dengan tanda-tanda alam dari mulai letusan krakatao hingga merapi.

Sudah berbagai bagsa dunia coba hidup di tanah ini. Tapi semua tersingkir dan menyingkir, tak ada yang kuat untuk diam lama di tanah cincin api. Hanya kita yang kini hidup di sini yang kuat dengan ganas alam yang sewaktu-waktu dapat berubah murka bencana.

Dulu, agama-agama banyak lahir dari tanah gersang lagi tandus dengan kebiasaan/ budaya keras orang timur tengah. Dari sana dimulainya budaya agamais yang kini mewarnai peradaban umat manusia.

Kekerasan disana itulah yang membuat tuhan menakdirkan agama banyak lahir dari tanah sana. Itu tak lain agar tanah gersang dengan budaya keras itu menjadi lembut karena sentuhan ayat-ayat tuhan.

Dan apakah itu mampu membuat tanah gerasang dengan budaya keras itu menjadi lembut selembut yang dimaksud ayat tuhan? Wallahua’lam...

Karena itu proses dimana sentuhan antar budaya dalam kesadaran kemanusiaan antar manusia berproses hingga akhir zaman.

Dan  kelak, dalam episode berikutnya kehidupan umat manusia, fase yang tak kalah penting diperkirakan akan lahir budaya yang akan mewaranai peradaban baru umat manusia, adalah kehidupan dari manusia-manusia berlatar dari kemampuan bertahan dari kerasnya bencana. 

Dan itu adalah tanah cincin api, dimana anak-anak cincin api telah bertahan hidup dengan segala budaya  dan adaptasi berkasih dan saling peduli . 

Sungguh, peradaban itu akan dimulai dari sini. Jika tuhan tak berkehendak lain, semoga tanah cincin api lah yang akan melahirkannya, mewarnai dunia.

Tanah cincin api, adalah tanah yang akrab dengan magma dan lava pijar dengan anak-anaknya yang telah banyak tertempa kerasnya alam. 

Dibalik itu, alam akan membawa manusia-manusia di situ menjadi arif. Tapi kearifan itu tak akan pernah nyata jika belum ada sosok yang mampu dan yang menemukan inti kearifan itu. Yang terpenting lagi adalah kaum yang mendukung.

Sementara pemimpin-pemimpin kini...lihatlah, dan mari kita menilai dengan tanpa maksud mengecilkan, apakah pemimpin yang ada kini akan mampu? 

Tentu saja kita semua berharap akan ada yang mampu.  Terlepas dari siapa sosok pemimpin yang akan membawa itu? Dia bisa seseorang, bisa suatu kaum yang telah terbentuk, bisa suatu kelmpok yang belum dan akan terbentuk dan bisa pula satu kesatuan bangsa ini.

Keadaan alam dengan segala potensi kehancurannya dan segala perilaku manusia kini yang akan membawa kehancuran pula pada rakyat, bangsa dan negara bahkan semua rakyat dan bangsa di dunia, semakin menunjukkan tanda-tanda betapa manusia kini memang lagi membutuhkan kehadirannya.

Semoga tulisan ini akan membuat kita dengan para pemimpin kita dari pemimpin pemerintahan hingga pemimpin agama, dari pemimpin formal hingga non formal, semakin memiliki kearifan. 

Sebab semua berpotensi untuk jadi pemimpin yang dengan kearifannya mampu membawa dunia menjadi lebih baik. Semoga.

Salam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak