Trending

Mencari pemimpin masa depan di tengah kurang tanggungjawabnya para ahli survai

  

Demokrasi survai ini harus dihentikan jika tetap dengan cara yang kurang cerdas tak ada tingkat kedalaman hasil gali. Secara metode, okelah sangat memadai dengan keilmiahan yang tinggi. 

Sementara soal hasil, apakah memenuhi unsur kualitas yang memadai? Kualitas yang penulis maksud adalah, bukan tingkat keakuratan hasil survai, melainkan bobot pemikiran dari orang-orang yang disurvai.

Kecenderungannya, survai yang kerap dilakukan hanya memandang dan menggali kepopularan tanpa menyertakan bobot dan pikiran-pikiran apa yang dibawa oleh manusia-manusia yang disurvai.

Mestinya, para pelaku survai punya tanggung jawab kebangsaan, bahwa selain mencari tingkat kepopularan hendaknya juga menyertakan pemikiran yang dimiliki sang calon pemimpin yang masuk dalam target survai.

Jika hasil survai tetap mengacu pada cara dan kedalaman gali seperti yang sekarang ada, maka kita sulit mendaptkan pemimpin yang berkwalitas secara pemikiran untuk menunjang semakin tingginya tingkat peradaban. 

Jika demokrasi ala survai yg sekarang terus berjalan, maka tukang bangunan bisa menjadi presiden asal ditunjang dana tuk bikin cara agar citranya bisa terbang. 

Tukang tembak bisa jadi presiden, tukang kempros juga bisa jadi presiden tanpa dilirik dan tergali apa konsep otaknya untuk rakyat dan peradaban.

Dulu memang pernah ada pemikiran bahwa yang hendak mencalon jadi presiden syratnya harus berpendidikn minimal setingkat S1 atau sarjana. Tapi ternyata itu tidak menunjang didapatkan pemimpin yang berkwalitas secara pemikiran.

Mungkin salah satu caranya adalah menelusuri jejak rekam atau track ricord pemikiran sang calon. Lalu calon-calon dengan pemikirannya itulah yang masuk dalam pilihan survai. Orang-orang yang menjadi sasaran survai lalu mendapat banyak informasi tentang pemikiran sang calon. 

Dari situ lalu ia bisa membandingkan dan menilai tingkat kecerdasan serta kemampuan sang calon pemimpin.

Bangsa ini harus memilki pemipin yang berkesesuaian dengan tingkat pemikiran dan peradaban yang hendak kita songsong di masa depan. 

Sebab pemimpin yang memiliki basik pemikiran memadai, kecenderungannya mampu menterjemahkan tanggung jawab yang lebih besar bahkan insyaallah mampu berinovasi bagi terciptanya pemikiran dan kebaruan peradaban.

Untuk mendapatkan hal itu, seluruh komponen bangsa yang terkait, harus bekerja secara tersistematis dan sepemikiran.

Salam semangat perubahan


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak